Senin, 06 Juni 2016

Judul: Habis Galau Terbitlah Move On
Penulis: J. Sumardianta
Penerbit: Penerbit Bentang
Tebal: 326
tahun terbit : 2014
Buku ini berisi pemikiran dan perenungan Pak Guru J. Sumardianta mengenai hal-hal yang kerap ia temui dalam interaksi sosialnya di masyarakat. Wawasan luas penulis dapat dikenali dari beranekaragam kisah yang terkumpul dalam buku Habis Galau Terbitlah Move On.
Buku pertama Beliau, Guru Gokil Murid Unyu, telah menarik perhatian saya. Buku itu lama tuntas sudah saya baca. Saya terkagum-kagum dengan pilihan buku bacaan Beliau. Sesudahnya saya malah memburu beberapa buku yang sering Pak Guru ini kutip di tulisan-tulisannya :). Salah satunya adalah buku perjalanan dari Agustinus Wibowo.
Oke, back to the topik. Membuat review buku Pak Guru ini tidak mudah. Ada banyak tulisan yang ingin dikutip saking bagusnya.. hehe.
Tetapi, saya akan mengambil satu bab terakhir tulisan mengenai persepakbolaan.
“Manusia, memang gemar membangun sarang berlindung dalam kecongkakan yang dipicu ego. Mereka mengira ego itu kekuatan. Ego, pada kenyataannya, hanyalah kelemahan buat menyelubungi perasaan rendah diri. Mereka merasa dibutuhkan, dihormati, dicintai, dan diharapkan.” (halaman 310)
Menurut Pak Guru (halaman 311), pemain yang memiliki ego tinggi menciptakan kesenjangan dalam hubungan antarpemain. Ego tinggi membuat seorang pesepakbola mudah melukai orang lain. Orang yang suka melukai pun akan lebih mudah terluka. Menampilkan ego, apalagi secara demonstratif, akan memancing dan mengusik ego orang lain. Ego mengobarkan semangat persaingan dan saling menjatuhkan. Ego melahirkan pesepak bola sombong terang-terangan maupun tersembunyi. Ego membuat orang berfokus secara defensif pada kebutuhan diri sendiri. Begitu seorang pesepak bola berfokus kepada diri sendiri maka kepentingan kolektif terbengkalai. Padahal inti dari kesuksesan adalah kemampuan untuk berfokus kepada khalayak yang menjadi pemangku kepentingan.
“Your enemies is your ownself in a different uniform. Musuh Anda adalah kedirian Anda sendiri dalam seragam yang berbeda.”
Pemain sepak bola adalah watak kita di dunia nyata. Dalam pergaulan sosial, individu yang hanya fokus kepada kebutuhannya sendiri lambat laun akan diliputi perasaan sengsara, dan tanpa daya. Karena, sejatinya manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak bisa hidup sendiri. Manusia memiliki kebutuhan untuk bersosialisasi dengan sesamanya.
Sepak bola telah mengajarkan bahwa setiap pemain harus mengesampingkan rasa ego untuk mencapai tujuan bersama. Pun demikian dalam hidup, di dalam hubungan sosial antarmanusia, kita tak lepas dari konsekuesi sosial, dimana setiap individu harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama.
Permainan sepak bola adalah juga permainan yang dimainkan oleh banyak orang yang berada dalam sebuah tim. Selain ada pemain juga ada manajer. Ada juga peraturan yang harus dipatuhi oleh semua pemain di lapangan. Tidak hanya peraturan lapangan namun juga menyangkut rasisme. Pengatur regulasi sepak bola dunia pasti menindak tegas segala bentuk perundungan rasisme. Pelanggaran sekecil apapun akan dikenai sanksi. Ketika tim sepak bola saling bertanding dengan ketat kita melihat kerasnya perjuangan hidup. Permainan ini juga memberikan kepuasan dan rasa senang kepada semua orang karena betapapun kerasnya perjuangan kita mengetahui bahwa perilaku dan regulasi menyatu.
Bagaimana di dunia nyata? Berbeda dengan dunia sepak bola, aturan di dunia nyata bisa dibelokkan. Jabatan dan kedudukan bisa dibeli. Pelanggar aturan diringankan hukumannya selama bisa membayar mahal, dan lain sebagainya.
Barangkali tak mengherankan jika sepak bola dicintai banyak orang. Keberadaan sepak bola bagaikan oase di tengah kesumpekan hidup dunia nyata. Mungkin, dunia kecil sepak bola adalah representasi keinginan diam-diam diri kita sebagai individu yang merindukan keselarasan.


Judul: Anak Bukan Kertas Kosong
Penulis: Bukik Setiawan
Penerbit: Pandamedia
Tahun terbit : 2015
Tebal: 249

Setiap anak itu istimewa, barangkali itu lah pesan singkat yang saya tangkap dari buku Anak Bukan Kertas Kosong. Pak Bukik, penulis buku ini akan mengingatkan kita kembali kepada visi dan misi yang pernah disampaikan oleh Bapak Pendidikan Negeri Indonesia tercinta, Ki Hadjar Dewantara.

Jauh sebelum teori kecerdasan majemuk Howard Gardner diamini oleh banyak orang, Ki Hadjar Dewantara sudah menelurkan dasar-dasar pendidikan yang mengarah kepada keragaman kodrat anak dan interaksi mereka dengan lingkungannya.

Ada tiga pemikiran KDH yang kemudian menjadi dasar penulis untuk membuat buku Anak Bukan Kertas Kosong. Pertama, bahwa setiap anak itu istimewa. “Hidup dan tumbuhnya anak-anak itu terletak di luar kecakapan dan kehendak kita kaum pendidik. Anak-anak itu sebagai makhluk, sebagai manusia, sebagai benda hidup, teranglah hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri.”

Anak, sejak lahir telah dibekali kecerdasan tertentu. Kecerdasan satu anak dengan anak lainnya akan berbeda. Mereka hanya butuh bertemu orang yang dapat menumbuhkembangkan kecerdasan tersebut agar optimal. Siapakah orang-orang itu? Mereka lah yang disebut KDH sebagai pendidik, yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Namun, keluarga, dalam hal ini orang tua memegang peranan yang sangat penting sebagai pendidik utama putra-putri mereka. Seperti diungkapkan oleh KDH dalam tulisannya berikut ini.
“Pokoknya pendidikan harus terletak di dalam pangkuan ibu bapa, karena hanya dua orang inilah yang dapat berhamba pada sang anak dengan semurni-murninya dan se-ikhlas-ikhlasnya, sebab cinta kasihnya kepada anak-anaknya boleh dibilang cinta kasih tak terbatas.”

Pendidikan tidak bisa dialihtugaskan kepada sekolah, lembaga bakat, atau sesiapapun. Pendidikan putra-putri kita adalah tanggung jawab kita sendiri terhadap mereka. Keluarga adalah benteng yang dapat melindungi anak-anak kita dari pengaruh luar yang buruk. Setidaknya, kita berharap agar pengaruh buruk dari luar yang masuk dapat diminimalisir.

Pemikiran kedua dari KDH adalah, belajar bukanlah proses memasukkan pengetahuan ke diri anak. Belajar adalah proses membentuk pengetahuan, mengonstruksikan pemahaman.

Sistim pendidikan konvensional, tidak hanya di Indonesia, memang belum bisa menampung semua keistimewaan anak. Kurikukulum tunggal membuat kecerdasan anak diseragamkan sedemikian rupa agar sesuai dengan parameter kecerdasan yang ditentukan oleh pusat. Akibatnya, tanpa disadari kita telah mematikan bibit-bibit potensi kecerdasan lain yang dimiliki oleh anak-anak itu.
“Ketika keberagaman potensi anak hanya dilihat dari kecerdasan tunggal, banyak anak yang akan mengalami kesulitan belajar.” (halaman 67).

Di sinilah tugas pendidik diperlukan, bagaimana ia bisa menumbuhkan potensi yang dimiliki oleh seorang anak alih-alih memasukkan pengetahuan sebanyak-banyaknya di benak mereka.

Ketiga, pentingnya peranan keluarga dalam pendidikan anak.

Kehidupan modern saat ini telah banyak mengubah cara pandang orang bersikap dan berperilaku. Keluarga, dalam hal ini orang tua, melupakan peran mereka sebagai pendidik utama untuk putra-putri mereka. Pendidikan seolah cukup diserahkan kepada sekolah. Padahal bukan itu, sejatinya “keluarga adalah pusat dan keadaan terbaik bagi pendidikan anak.”

Tugas kita, orang tua, adalah mendidik mereka dengan baik, mengarahkan potensi yang mereka miliki untuk bisa bertumbuhkembang optimal sehingga memberikan manfaat bagi diri sendiri, orang lain dan sekelilingnya.

Dengan merujuk kepada tiga pemikiran KDH di atas, Pak Bukik mengajak kita semua untuk bersama kembali meluruskan tujuan pendidikan ke arah yang lebih baik untuk putra-putri kita. Menggali potensi yang mereka miliki dengan memberikan ruang dan kebebasan bagi putra-putri kita untuk berkreasi. Terdapat juga panduan bagi para orang tua untuk berperan di dalam mengembangkan bakat dan kecerdasan anak. Buku yang patut dibaca utamanya oleh orang tua dan pendidik di sekolah.

Saya ingin mengutip kalimat bagus dari Abuya Assayyid Ahmad bin Muhammad bin Alawy Almaliki
“Orang tua laksana busur, dan anak-anaknya bagaikan anak panah. Busur yang baik adalah yang mampu melesatkan anak panah jauh melewati zamannya”.

Sebagai penutup review buku Anak Bukan Kertas Kosong, berikut ini adalah syair Khalil Gibran yang bercerita tentang anak. I really like this poem 🙂

Anakku : Kahlil Gibran
Anakmu bukanlah milikmu,
mereka adalah putra putri sang Hidup,
yang rindu akan dirinya sendiri.
Mereka lahir lewat engkau,
tetapi bukan dari engkau,
mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.

Berikanlah mereka kasih sayangmu,
namun jangan sodorkan pemikiranmu,
sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri.

Patut kau berikan rumah bagi raganya,
namun tidak bagi jiwanya,
sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi,
sekalipun dalam mimpimu.

Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,
namun jangan membuat mereka menyerupaimu,
sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
ataupun tenggelam ke masa lampau.

Engkaulah busur asal anakmu,
anak panah hidup, melesat pergi.
Sang Pemanah membidik sasaran keabadian,
Dia merentangkanmu dengan kuasaNya,
hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat.

Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat,

sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap. 

Minggu, 20 Maret 2016

Dampak Internet dan Media Sosial Di Indonesia

Dewasa ini banyak sekali berbagai macam jenis ponsel atau sering kita sebut dengan Smartphone. Hampir setiap orang didunia ini mempunyai ponsel, baik dari anak – anak sampai lansia semua mempunyainya. Kita tahu bagaimana ponsel saat ini berkembang sangat pesat. Semakin maju ponsel yang kita punya, semakin banyak fitur – fitur aplikasi diponsel kita yang terhubung dengan internet, maka semakin banyak media kita bersoasialisasi seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, Line dan masih banyak lagi media social yang dapat kita gunakan. Tidak hanya bersosialisasi dengan orang yang kita kenal seperti kerabat, sahabat, teman, keluarga, pacar dan bahkan dengan orang yang belum kita kenal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Dengan media social semua informasi dapat menyebar luas dengan sangat cepat. Baik yang bersifat positif maupun bersifat negative, entah kabar yang sebenarnya atau kabar burung semata.
Saat ini pengguna Internet di Indonesia menurut KEMKOMINFO (kominfo.go.id) mencapai 82 juta pengguna. Dalam studi yang berjudul “Digital Citizenship and Adolescents in Indonesia”  dilakukan oleh KOMINFO menemukan fakta, bahwa :
1.       Menurut data terbaru, setidaknya 30 juta anak-anak dan remaja di Indonesia merupakan pengguna internet, dan media digital saat ini menjadi pilihan utama saluran komunikasi yang mereka gunakan. Hasil studi menemukan bahwa 80% reponden yang disurvei merupakan pengguna internet, dengan bukti kesenjangan digital yang kuat antara mereka dan  yang tinggal di wilayah perkotaan dan lebih sejahtera di Indonesia, dengan mereka yang tinggal di daerah perdesaan (dan kurang sejahtera). Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jakarta dan Banten, misalnya, hampir semua responden merupakan pengguna internet. Sementara di Maluku Utara dan Papua Barat, kurang dari sepertiga jumlah responden telah menggunakan internet.
2.       Studi ini merupakan yang pertama diantara penelitian sejenisnya, dengan keunikan data pada golongan anak dan remaja yang belum pernah menggunakan internet. Kesenjangan yang paling jelas terlihat, di daerah perkotaan hanya 13 persen dari anak dan remaja yang tidak menggunakan internet, sementara daerah perdesaan, menyumbang jumlah 87 persen.
3.       Mayoritas dari mereka yang disurvei telah menggunakan media online selama lebih dari satu tahun, dan hampir setengah dari mereka mengaku pertama kali belajar tentang internet dari teman. Studi ini mengungkapkan bahwa 69 persen responden menggunakan komputer untuk mengakses internet. Sekitar sepertiga - 34 persen - menggunakan laptop, dan sebagian kecil - hanya 2 persen - terhubung melalui video game. Lebih dari setengah responden (52 persen) menggunakan ponsel untuk mengakses internet, namun kurang dari seperempat (21 persen) untuk smartphone dan hanya 4 persen untuk tablet.
4.       Penelitian ini mengumpulkan data untuk mengarahkan kebijakan kedepan dalam melindungi hak-hak anak mengakses informasi dan, pada saat yang sama, berbagi informasi dan mengekspresikan pandangan atau ide-ide mereka secara aman.
Untuk menyikapi hal ini ada baiknya kita harus mengetahui dampak dampak yang dapat ditimbulkan oleh internet. Berikut adalah dampak-dampak positif
Pertama, memudahkan dalam memperoleh informasi. Kita tahu kita dapat memperoleh informasi apapun dan dari belahan bumi manapun dengan menggunakan Internet. Misalnya berita tentang politik luar negeri, kondisi keadaan di suriah dan lain lain.
Yang kedua, internet dapat mempermudah proses blajar menagajar. Kita dapat belajar dari internet tentang suatu pelajaran tanpa harus repot-repot membuang tenaga dan uang untuk mendapatkannya. Hanya cukup menggunakan ponsel dan internet, kita dapat belajar.
Ketiga, sebagai sarana hiburan. Tidak dipungkiri saat ini kita selalu memanfaatkan internet sebagi hiburan untuk melepas penat setelah aktivitas kerja dll seperti sekedar melihat youtube dan lain lain.
Dan yang paling utama adalah penghubung dengan teman. Dengan adanya media social, maka mempermudah menghubungi teman lama maupun baru. Bahkan ada pula yang berkenalan dimedia social dan kemudian menjalin hubungan yang cukup intens.
Selain dampak posotif tentu ada pula dampak negative, berikut adalah dampak negative dari internet
1. Pornografi
Tidaklah salah jika internet dikaitkan dengan hal-hal berbau pornografi, baik berupa gambar, video, maupun tulisan. Media internet memberikan peluang bagi seseorang untuk melihat, mengunduh, serta memperdagangkan pornografi. Chat roomsyang berisi fantasi serta role playing untuk orang dewasa pun semakin marak.
2. Kecanduan Hubungan Maya
Hal ini merupakan dampak yang melibatkan seseorang secara berlebihan untuk menjalin hubungan maya. Hubungan melalui internet biasanya berawal dari chat. Melalui chat, seseorang akan merasakan kecocokan sehingga memutuskan untuk menuangkan perhatian berlebih pada rekan chatnya. Bahkan, seseorang bisa melupakan dunia nyata gara-gara kecanduan chat.
3. Perjudian
Perjudian melalui internet ini dikenal dengan istilah net gaming. Net gaming merupakan sebuah keadaan yang sejenis dengan kecanduan judi. Misalnya, bermain game, berbelanja. Bahkan, melakukan kegiatan jual beli saham lewat internet yang mengganggu pekerjaan serta mengakibatkan kerugian yang menggiring orang bersangkutan pada cengkraman utang.
4. Informasi Berlebih
Internet merupakan media yang menyediakan berbagai informasi secara lengkap. Apapun yang kita inginkan, ada di internet. Hal inilah yang membuat seseorang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengetahui berbagai informasi yang tersedia. Informasi tersebut dikumpulkan serta diorganisasi sedemikian rupa hingga “melebihi” kapasitas daya tampung otak.
5. Kecanduan Komputer
Sebuah penelitian menemukan fakta bahwa beberapa organisasi mengalami dampak negatif akibat kecanduangames offline, seperti Tetris dan Solitaire yang terkenal pada era 1980-an, yang sudah diinstall dalam perangkat tiap komputer.
6. Kekejaman dan Kesadisan
Kekompleksan informasi di internet membuat beberapa situs menampilkan segala bentuk kekejaman dan kesadisan untuk menjual situs bersangkutan. Hal-hal bersifat tabu memang menjadi salah satu cara yang bisa menaikkan pamor situs tersebut.
7. Penipuan
Tidak hanya dalam media internet, penipuan adalah dampak negatif yang mengintai dalam segala hal. Internet menjadi salah satu sasaran para penipu untuk melancarkan aksinya. Hal yang sebaiknya dilakukan adalah mengabaikan informasi tertentu yang dianggap memiliki unsur penipuan.
8. Penculikan
Banyak kasus pelaporan orang tua yang menyatakan bahwa anaknya diculik oleh seseorang yang dikenal melalui jejaring sosial. Ya. Internet memang mampu menghadirkan kerugian yang tidak terduga. Untuk mengantisipasi hal ini, usahakan agar tidak mempercayai seseorang yang dikenal lewat maya. Apalagi, jika mengajak bertemu.
Itulah beberapa dampak negatif internet yang tampak sangat kompleks. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghindari masalah tersebut, namun hal itu tidak menunjukkan hasil maksimal. Oleh sebab itu, janganlah terlalu berlebihan menempatkan diri dalam media informasi bernama internet ini.
Setiap media memiliki dampak baik dan buruk yang selalu beriringan. Kitalah yang harus pandai menyaring. Berbagai usaha yang dilakukan pemerintah maupun pihak berkaitan untuk meminimalisasi dampak negatif internet tidak akan berguna tanpa kesadaran tiap individu pengguna internet.


Rabu, 06 Mei 2015

Demokrasi

A.      Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi berasal dari bahasa Yunani dēmokratía "kekuasaan rakyat" yang terbentuk dari dêmos "rakyat" dan kratos "kekuatan" atau "kekuasaan". Dengan demikian,secara bahasa demokrasi adalah keadaan negara di mana kedaulatan atau kekuasaan tertingginya berada di tangan rakyat. Konsep demokrasi diterima oleh hampir seluruh negara di dunia. Diterimanya konsep demokrasi disebabkan oleh keyakinan mereka
bahwa konsep ini merupakan tata pemerintahan yang paling unggul dibandingkan dengantata pemerintahan lainnya. Demokrasi telah ada sejak zaman Yunani Kuno. Presiden
Amerika Serikat ke-16, Abraham Lincoln mengatakan demokrasi adalah government of the people, by the people and for the people.

B.      Bentuk-bentuk demokrasi
Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan.
1.       Demokrasi langsung
Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat memberikan suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan. Dalam sistem ini, setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh langsung terhadap keadaan politik yang terjadi. Sistem demokrasi langsung digunakan pada masa awal terbentuknya demokrasi di Athena dimana ketika terdapat suatu permasalahan yang harus diselesaikan, seluruh rakyat berkumpul untuk membahasnya. Di era modern sistem ini menjadi tidak praktis karena umumnya populasi suatu negara cukup besar dan mengumpulkan seluruh rakyat dalam satu forum merupakan hal yang sulit. Selain itu, sistem ini menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat sedangkan rakyat modern cenderung tidak memiliki waktu untuk mempelajari semua permasalahan politik negara.
2.       Demokrasi perwakilan
Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.

C.      Prinsip-Prinsip Demokrasi yang Berlaku Universal
Inu Kencana Syafiie merinci prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut, yaitu: adanya pembagian kekuasaan, pemilihan umum yang bebas, manajemen yang terbuka, kebebasan individu, peradilan yang bebas, pengakuan hak minoritas, pemerintahan yang berdasarkan hukum, pers yang bebas, beberapa partai politik, konsensus, persetujuan, pemerintahan yang konstitusional, ketentuan tentang pendemokrasian, pengawasan terhadap administrasi negara, perlindungan hak asasi, pemerintah yang mayoritas, persaingan keahlian, adanya mekanisme politik, kebebasan kebijaksanaan negara, dan adanya pemerintah yang mengutamakan musyawarah.
Prinsip-prinsip negara demokrasi yang telah disebutkan di atas kemudian dituangkan kedalam konsep yang lebih praktis sehingga dapat diukur dan dicirikan. Ciri-ciri ini yang kemudian dijadikan parameter untuk mengukur tingkat pelaksanaan demokrasi yang berjalan di suatu negara. Parameter tersebut meliputi empat aspek antara lain :
a.       Pertama, masalah pembentukan negara.
Proses pembentukan kekuasaan akan sangat menentukan bagaimana kualitas, watak, dan pola hubungan yang akan terbangun. Pemilihan umum dipercaya sebagai salah satu instrumen penting yang dapat mendukung proses pembentukan pemerintahan yang baik.
b.      Kedua, dasar kekuasaan negara.
Masalah ini menyangkut konsep legitimasi kekuasaan serta pertanggungjawabannya langsung kepada rakyat.
c.       Ketiga, susunan kekuasaan negara. Kekuasaan negara hendaknya dijalankan secara distributif. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemusatan kekuasaan dalam satu tangan.
d.      Keempat, masalah kontrol rakyat. Kontrol masyarakat dilakukan agar kebijakan yang diambil oleh pemerintah atau negara sesuai dengan keinginan rakyat.
D.      Ciri-ciri Demokrasi
·         Pemerintahan Berdasarkan Konstitusi
Konstitusi dalam negara yang menganut sistem demokrasi adalah sebuah produk hukum. Namun, pada saat yang bersamaan ia harus lebih dari sekedar hal itu. Konstitusi adalah dokumen organik dari pemerintahan yang mengatur kekuasaan dari pilar-pilar pemerintahan yang berbeda sekaligus acuan batasan kewenangan pemerintah.
·         Pemilihan umum yang demokratis
Sebagus apapun sebuah pemerintahan dirancang, ia tidak dapat dianggap demokratis kecuali para pejabat yang memimpin itu dipilih secara bebas oleh rakyatnya dalam cara yang terbuka, jujur dan adil. Melalui pemilu yang demokratis, rakyat akan memperoleh hak pilih dan perlindungan terhadap pengaruh-pengaruh luar yang tidak diinginkan saat memberikan hak suara.

·         Federalisme, pemerinah Negara Bagian dan lokal
Ya, Amerika memang memioliki keunikan dalam sistem federal pemerintahannya. Yakni kekuasaan dan kewenangan yang dijalankan oleh pemerintaan lokal, negara bagian, dan nasional. Namun, jika sistem ini tidak cocok diterapkan di negara – negara lain, ada satu pelajaran yang dapat dipetik, yakni semakin jauh masyarakat dengan pemerintahannya, maka ia semakin kurang efektif dan kurang mendapat kepercayaan.
·         Pembuatan undang – undang
Di Indonesia sendiri, lembag yang berwenang membuat undang – undang adalah legisllatif. Adapun orang – orang yang terlibat didalamnya saat membuat undang – undang tersebut harus bertanggung jawab terhadap para pemilihnya, dalam hal ini adalah rakyat.
·         Sistem peradilan yang Independen
Artinya, pengadilan harus menjadi pembela terbesar ha – hak individu tanpa melitah pangkat dan golongan. Keadilan harus diterapkan bagi semua elemen bangsa yang melanggar hukum, termasuk pejabat pemerintah.
·         Peran media yang bebas
·         Kekuasaan lembaga Kepresidenan
·         Peran kelompok – kelompok kepentingan
·         Hak masyarakat untuk tahu
·         Melindungi hak – hak minoritas
·         Kontrol sipil atas militer



E.       Pelaksanaan demokrasi Di Indonesia ( masa orde lama, orde baru, orde reformasi )
Perkembangan demokrasi di Indonesia dari segi waktu dapat dibagi dalam empat periode, yaitu :
1.       Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan UndangUndang Dasar Sementara (UUDS) 1950. Meskipun sistem ini dapat berjalan dengan memuaskan di beberapa negara Asia lain, sistem ini ternyata kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS 1950, badan eksekutif terdiri dari Presiden sebagai kepala negara konstitusional (constitutional head) dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
2.       Periode 1959-1965 (Orde Lama)Demokrasi Terpimpin
Pandangan A. Syafi’i Ma’arif, demokrasi terpimpin sebenarnya ingin menempatkan Soekarno seagai “Ayah” dalam famili besar yang bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat berada di tangannya. Dengan demikian, kekeliruan yang besar dalam Demokrasi Terpimpin Soekarno adalah adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi yaitu absolutisme dan terpusatnya kekuasaan hanya pada diri pemimpin. Selain itu, tidak ada ruang kontrol sosial dan check and balance dari legislatif terhadap eksekutif.
3.        Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila Ciri-ciri demokrasi pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat mendominasi pemerintahan, terbatasnya peran partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga nonpemerintah
4.       Periode 1998-sekarang( Reformasi ) Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang kritis karena dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan dibangun.

F.       Menampilkan Perilaku Budaya dan Prinsip-Prinsip Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Beberapa karakteristik yang harus ditampilkan dari warga negara yang berkarakter dan berjiwa demokratis, yaitu ;Memilki sikap rasa hormat dan tanggung jawab, bersikap kritis, membuka diskusi dan dialog, bersikap terbuka, bersikap rasional, adil, dan selalu bersikap jujur. Warga negara yang otonom harus melakukan tiga hal untuk mewujudkan demokrasi konstitusional, yaitu menciptakan kultur taat hukum yang sehat dan aktif (culture of law), ikut mendorong proses pembuatan hukum yang aspiratif (process of law making), mendukung pembuatan materi-materi hukum yang responsif (content of law), ikut menciptakan aparat penegak hukum yang jujur dan bertanggung jawab (structure of law).

PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA
1.       Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila Ahmad Sanusi mengutarakan 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan Undang-indang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang sebagai berikut:
a.       Demokrasi yang Berketuhanan Yang maha Esa
b.      Demokrasi dengan kecerdasan
c.       Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
d.      Demokrasi dengan rule of law
e.      Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan Negara
f.        Demokrasi dengan hak asasi manusia
g.       Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka
h.      Demokrasi dengan otonomi daerah
i.         Demokrasi dengan kemakmuran
j.        Demokrasi yang berkeadilan social
Demokrasi Pancasila mendasarkan diri pada faham kekeluargaan dan Kegotongroyongan yang ditujukan untuk:
a.        Kesejahteraan rakyat
b.       Mendukung unsur-unsur kesadaran hak ber-ketuhanan Yang Maha Esa
c.        Menolak atheisme
d.       Menegakkan kebenaran yang berdasarkan kepada budi pekerti yang luhur
e.      Mengembangkan kepribadian Indonesia
f.        Menciptakan keseimbangan perikehidupan individu dan masyarakat, kasmani dan rohani, lahir dan bathin, hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan Tuhannya.
2.       Pelaksanaan demokrasi di Indonesia
Demokrasi merupakan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,dan untuk rakyat. Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan Negara kita, semua konstitusi yang pernah berlaku menganut prinsip demokrasi. Hal ini dapat dilihat misalnya:
a.       Dalam UUD 1945 (sebelum diamandemen) pasal 1 ayat (2) berbunyi: “Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”.
b.      Dalam UUD 1945 (setelah diamandemen) pasal 1 ayat (2) berbunyi: “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar”.
c.       Dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat, Pasal 1: 1)Ayat (1) berbunyi: “Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu Negara hokum yang demokrasi dan berbentuk federasi”. 2)Ayat (2) berbunyi: “Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat”.
d.      Dalam UUDS 1950 pasal 1:
1.       Ayat (1) berbunyi: “Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu Negara hokum yang demokratis dan berbentuk kesatuan”.
2.       Ayat (2) berbunyi: “Kedaulatan Republik Indonesia adalah di tangan rakyat dan dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan rakyat”.


Identitas Nasional


     A.    Pengertian Identitas Nasional
Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara etimologis , identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “ nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris “identity”. Dan Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi, pegertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar Negara yang merupakan norma peraturan yang harus dijnjung tinggi oleh semua warga Negara tanpa kecuali “rule of law”, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia. Identitas  Nasional  Indonesia  yaitu :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

     B.     Unsur-Unsur Identitas Nasional
       Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:
1.      Suku bangsa
Adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2.      Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu.
3.      Kebudayaan
Adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4.      Bahasa
Merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut :
· Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara,    dan Ideologi Negara
· Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.
· Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.
  
     C.     Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
 Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi:
· Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis
· Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, social, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia
Menurut Robert de Ventos, dikutip Manuel Castelles dalam bukunya “The Power of Identity” (Suryo, 2002), munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis ada 4 faktor penting, yaitu:
· Faktor primer, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya.
· Faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembanguanan lainnya dalam kehidupan bernegara.
· Faktor penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional
· Faktor reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
Faktor pembentukan Identitas Bersama. Proses pembentukan bangsa- negara membutuhkan identitas-identitas untuk menyataukan masyarakat bangsa yang bersangkutan. Faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas bersama suatu bangsa, yaitu :
· Primordial
· Sakral
· Tokoh
· Bhinneka Tunggal Ika
· Sejarah
· Perkembangan Ekonomi
· Kelembagaan


     D.    Karakteristik Identitas Nasional
Bangsa memiliki 2 konsep, yaitu Cultural Unitiy dan Political Unitiy, maka identitas juga terdiri dari dua, yaitu identitas identitas suku kebangsaan dan kebangsaan.
1.Identitas Cultural Unity atau Identitas kesukubangsaan
Cultural Unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan atau bangsa dalam arti sosiologis antropoligis. Cultural unitiy disatukan oleh adanya kesamaan ras, suku, agama, adat dan budaya, keturunan dan daerah asal. Unsur-unsur ini menjadi identitas kelompok bangsa yang bersangkutan sehingga bisa dibedakan dengan bangsa lain.
Identitas yang dimiliki oleh sebuah cultural unity kurag lebih bersifat ascribtife (sudah ada sejak lahir), bersifat alamiah / bawaan, primer dan etnik. Identitas kesukubangsaan dapat diketahui dari sisi budaya orang yang bersangkutan. Setiap anggota cultur unity memiliki kesetiaan atau loyalitas pada identitasnya. Misalnya, setia pada suku, agama, budaya, kerabat, daerah asal dan bahasanya. Identitas ini sering disebut sebagai identitas kelompok atau identitas primordial. Dalam hal ini loyalitas pada primodialnya memiliki ikatan emosional yang kuat serta melahirkan solidaritas erat.

2. identitas Political Unity atau Idrntitas Kebangsaan
Political Unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik, yaitu bangsa-negara Kesamaan primordial dapat saja menciptakan bangsa tersebut untuk bernegara namun dewasa ini negara yang relatif homogen yang hanya terdiri dari satu bangsa tidak banyak terjadi. Negara baru perlu menciotakan identitas yang baru pula untuk bangsanya yang di sebut juga sebagai identitas nasional.

 kebangsaan merupakan kesepakatan dari banyak bangsa didalamnya. Identitas kebangsaan bersifat buatan, sekunder, etis dan nasional. Beberapa bentuk identitas nasional adalah bahasa nasional, lambang nasional, semboyan nasional, bendera nasional dan ideologi nasional.

KTT ASEAN Beserta Pengaruhnya


     A.    SEJARAH KTT ASEAN
ASEAN  adalah kepanjangan dari Association of South East Asia Nations. ASEAN disebut juga sebagai Perbara yang merupakan singkatan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. ASEAN dikukuhkan oleh lima negara pengasas yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand di Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967. Sebab-sebab terbentuknya ASEAN adalah karena kelima negara tersebut mengalami nasib yang sama, yaitu pernah dijajah oleh negara lain, kecuali Thailand. Proses pembentukan ASEAN dibuat dalam sebuah penandatanganan perjanjian yang dikenal dengan nama “Deklarasi Bangkok”. Adapun yang bertanda tangan pada Deklarasi Bangkok tersebut adalah para menteri luar negeri saat itu, yaitu :
a.      Bapak Adam Malik (Indonesia)
b.       Narciso R. Ramos (Filipina)
c.       Tun Abdul Razak (Malaysia)
d.      S. Rajaratnam (Singapura)
e.       Thanat Khoman (Thailand).
Pada tanggal 7 Januari 1984 Brunei Darussalam masuk sebagai anggota baru ASEAN. Pada tanggal 28 Juli 1985 Vietnam masuk sebagai anggota ASEAN. Myanmar dan Laos menjadi anggota  ASEAN pada tanggal 28 Juli 1997 dan Kampuchea / Kamboja pada tanggal 16 Desember 1998. Dengan demikian sampai sekarang ASEAN beranggotakan 10 Negara.
     B.     Tujuan didirikannya KTT ASEAN
Tujuan didirikannya ASEAN adalah sebagai berikut:
I.                    Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial budaya di Asia Tenggara
II.                  Memajukan perdamaian dan stabilitas regional
III.               Memajukan kerjasama dan saling membantu  kepentingan bersama dalam bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
IV.                Memajukan kerjasama dalam bidang pertanian, industri, perdagangan, pengangkutan, dan komunikasi
V.                  Memajukan penelitian bersama mengenai masalah-masalah di Asia Tenggara
VI.                Memelihara kerjasama yang lebih erat dengan organisasi-organisasi internasional dan regional.
     C.     Struktur Organisasi ASEAN
A. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, yaitu pertemuan tingkat tinggi para kepala Negara/pemerintahan Negara anggota. 
B.  Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating Council), yaitu pertemuan para menteri luar negeri Negara anggota ASEAN, sebagai coordinator dewan komunitas ASEAN.
C.   Dewan komunitas ASEAN (ASEAN Community Councils), yaitu pertemuan para menteri yang membidangi tiga pilar komunitas ASEAN
D.  Pertemuan Badan-Badan Sektoral Tingkat Menteri (ASEAN Sectoral ministerial Bodies), yaitu pertemuan para menteri membidangi masing-masing sector kerjasama ASEAN.
E.   Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi ASEAN (ASEAN), yaitu pertemuan para  pejabat tinggi di bawah tingkat menteri Negara anggota ASEAN yang membidangi masing-masing sector kerjasama ASEAN.

     D.    Kerja Sama ASEAN
Hubungan kerja sama ASEAN saat ini meliputi kerja sama di bidang ekonomi, sosial budaya, dan politik pertahanan.
1)      Kerja Sama Ekonomi
Kerja sama ekonomi ASEAN ditujukan untuk menghilangkan hambatan- hambatan ekonomi dengan cara saling membuka  perekonomian negara- negara anggota dalam menciptakan kesatuan ekonomi kawasan. Kerja sama ekonomi mencakup berbagai kerja sama di sektor  perindustrian,perdagangan,dan pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas di ASEAN.
2)      Kerja Sama di Bidang Sosial Budaya
Kerja sama fungsional dalam ASEAN meliputi bidang-bidang kebudayaan, penerangan, pendidikan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan dan teknologi, penanganan bencana alam, kesehatan, ketenagakerjaan, pembangunan sosial, pengentasan kemiskinan, pemberdayaan perempuan, kepemudaan,  penanggulangan narkoba, serta peningkatan administrasi dan kepegawaian  publik
3)      Kerja Sama Politik dan Keamanan
Kerja sama ini ditujukan untuk menciptakan keamanan, stabilitas dan  perdamaian khususnya di kawasan ASEAN dan umumnya di dunia. Kerja sama dalam bidang politik dan keamanan dilakukan menggunakan alat politik, seperti berikut ini :
a) Kawasan Damai, Bebas Dan Netral (ZOPFAN)
b) Traktat Persahabatan dan kerja Sama (TAC in Southeast Asia)
c) Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara (SEANWFZ)

     E.     Pengaruh ASEAN Terhadap Indonesia
Pengaruh ASEAN Terhadap Indonesia sangat menguntungkan karena :
1. terjaminnya integritas wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama untuk menghindari penggunaan wilayah-wilayah negara-negara anggota ASEAN untuk kegiatan yang dapat membahayakan Indonesia.
2. Berkurangnya potensi ancaman dan kejahatan lintas negara, baik dalam  bentuk tradisional maupun nontradisional, melalui kerja sama yang lebih intensif antarnegara anggota ASEAN.
3.Terciptanya situasi kawasan yang lebih kondusif bagi Indonesia untuk mengonsentrasikan sumber dayanya guna peningkatan pembangunan nasional.
4. terciptanya penguatan kapasitas ekonomi Indonesia dalam berintegrasi ke ekonomi global dengan meningkatkan daya tarik ekonomi ASEAN melalui  penciptaan pasar tunggal dan berbasis produksi (single market and production base).
5. Terciptanya peningkatan kesadaran dan penghormatan masyarakat di kawasan akan keanekaragaman budaya, kearifan lokal, dan warisan Indonesia

     F.     Pengaruh ASEAN Terhadap Anggotanya
ASEAN sebagai organisasi kawasan di Asia Tenggara telah banyak memainkan  peran penting dalam mewujudkan proses demokratisasi bagi negara-negara anggotanya. Hal tersebut dapat terlihat setidaknya dalam menangani kasus di Myanmar. Rezim militer yang telah berkembang di Myanmar sejak tahun 1988 telah menimbulkan aksi protes dan menelan korban ribuan nyawa tidak berdosa. Dunia internasional dengan keras mengutuk Pemerintah Myanmar. dengan memberlakukan sederet sanksi untuk menekan Pemerintah Myanmar.
Sedangkan ASEAN memilih jalan lain untuk menyelesaikan konflik di negara  bekas jajahan Inggris ini. Prinsip non-interference yang dijunjung ASEAN lebih menekankan pada pendekatan diplomatik dan kekeluargaan. Pada pertemuan ASEAN ke 42 di Thailand, PM Thailand menekankan bahwa pendekatan soft way
(ASEAN way) lebih produktif daripada memberikan sanksi kepada Myanmar. Pendekatan ASEAN way lebih menitikberatkan pada proses meyakinkan pemerintah berkuasa Myanmar bahwa ASEAN akan terus mendukung langkah-langkah strategis yang dibutuhkan untuk menekan angka kekerasan yang terjadi di Myanmar. ASEAN sendiri lebih menempatkan diri sebagai arena/forum untuk mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi dan bukan sebagai aktor utama yang berhak melakukan tindakan kepada negara anggotanya.